Mahasiswa Jadi Penyulap Limbah: Dari Tahu dan Kotoran Sapi Menjadi Biogas Kilat

Pemanfaatan limbah untuk energi alternatif memang bukan perkara mudah. Namun, sebuah inovasi menarik kini mengubah pandangan kita terhadap limbah dari tahu dan kotoran sapi. Mahasiswa dari Universitas Pertamina (UPER) berhasil menciptakan solusi cemerlang dengan mengubah limbah tersebut menjadi biogas dalam waktu singkat!

 

Diketahui, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di Indonesia belum mencapai potensi maksimal. Hingga tahun 2022, baru sekitar 9,7% dari total kapasitas yang dimanfaatkan. Masalahnya, proses produksi biogas memakan waktu cukup lama, sekitar 30 hari. Ini membuat penerapannya terhambat, ditambah dengan keterbatasan teknologi konvensional yang hanya mampu menghasilkan suhu rendah.

Tantangan ini dijawab dengan kolaborasi antara PT Pertamina (Persero), Pertamina Foundation, dan UPER melalui program Desa Berdikari Sobat Bumi (DEB SOBI). Di Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, mereka mengembangkan reaktor biogas dengan melibatkan mahasiswa sebagai inisiator.

 

Desa Bojongkulur dikenal sebagai produsen tahu besar dengan produksi harian mencapai 2.000 tahu. Namun, pengelolaan limbahnya belum optimal. Melalui riset, mahasiswa UPER mencoba memanfaatkan limbah tahu dan kotoran sapi untuk menghasilkan biogas.

 

Program ini telah berjalan sejak Januari 2024 dan berhasil menghasilkan 1,7 meter kubik reaktor biogas. Mereka menggunakan kotoran sapi untuk mengaktifkan bakteri, kemudian melalui dua tahap proses: inokulasi dan adaptasi limbah tahu. Untuk mempercepat proses, mereka juga memanfaatkan panel surya sebagai alat pemanas, meningkatkan aktivitas bakteri dalam menghasilkan biogas.

 

Hasilnya sungguh memukau! Proses ini berhasil mempercepat produksi biogas hingga 2 kali lipat dari teknologi konvensional. Biogas yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh dua rumah tangga dan akan diterapkan secara luas untuk produksi tahu di Desa Bojongkulur.

 

Tidak hanya itu, pengembangan energi biogas ini juga didukung penuh oleh rektor UPER. Mereka melihatnya sebagai bagian dari pembelajaran berbasis pembangunan berkelanjutan, mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

 

Kabar baiknya, Universitas Pertamina saat ini membuka kesempatan bagi calon mahasiswa yang ingin berkontribusi dalam inovasi-inovasi seperti ini. Informasi lebih lanjut bisa diakses melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/.

 

Inovasi ini bukan hanya tentang mengubah limbah menjadi energi, tapi juga tentang mengubah pandangan kita terhadap potensi yang tersembunyi di sekitar kita. Mahasiswa bukan hanya belajar di bangku kuliah, tetapi juga turut berkontribusi nyata dalam menjawab tantangan zaman. Semoga, lebih banyak inovasi semacam ini yang lahir dari generasi muda kita!

 

 

 

 

 

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *